Uncategorized

Kepala Desa Nagarawangi Jelaskan, Bantuan Ketahanan Pangan 7 Ekor Sapi Yang Terkena Penyakit “Budug” Lato-Lato

8
×

Kepala Desa Nagarawangi Jelaskan, Bantuan Ketahanan Pangan 7 Ekor Sapi Yang Terkena Penyakit “Budug” Lato-Lato

Sebarkan artikel ini

Ciamis NUANSA POST—-Pada hari Rabu 31 Juli 2024, NUANSA POST menelusuri tentang ketahanan pangan Desa Nagarawangi Kec Panawangan,ada kabar yang tidak baik dari lapangan, mencoba menanyakan ke tokoh masyarakat setempat Bernama Maman Acil, kemudian diarahkan ke kelompok yang mengelolanya, yakni ketua Kelompok Ternak Sapi Wangi Mandiri Suminar di Dusun Naretel RT 001/001.  

Saat di kompirmasi tentang temuan di lapangan, Ketua Kelompok   Suminar menjelaskan secara detail, “Iya saya yang mengelola ketahanan pangan yaitu 7 ekor sapi dari Pak Kuwu sejak  pertengahan  2022 sampai 2023. Tetapi tidak dilanjutkan, karena terkendala penyakit lato lato (budug). Saya dan yang mengurus 7 ekor sapi sudah berupaya dengan berbagai cara untuk mengobatinya, sampai puluhan kali diobati sama dokter hewan, alhasil sapi tidak kunjung sembuh malah tambah kurus dan tidak mau makan rumput waktu itu. Saya sudah kehabisan modal untuk menyembuhkannya lagi, malahan waktu itu saya sudah mau menyerahkan lagi sapi yang 7 ekor itu ke Pak Kuwu,tapi saya malah dibantu untuk biayanya,tapi tidak membuahkan hasil malah semakin kurus, “jelasnya

Suminar menambahkan,”Pada waktu itu saya bingung, takut pada mati dan pasti disalahkan.Walaupun sudah tanggung jawab saya, saya coba berembuk musyawarah dengan anggota kelompok untuk menyerakan lagi ke Pak Kuwu . Alhasil sepakat di pasrahkan lagi karena 7 ekor sapi kan aset pemerintah,saya takut kalau pada mati “ungkap   Suminar, Ketua Kelompok Ternak Sapi Wangi Mandiri ini 

NUANSA POST klarifikasi kepada   Kades Nagarawangi Asep Safyudin didampingi Sekdes Agus membenarkan, kalau Pemdes Nagarawangi menerima 7 ekor sapi program ketahanan pangan 2022/2023 dari Suminar, Ketua Kelompok Ternak Sapi Wangi Mandiri,, dalam keadaan sapi kurus dan kena wabah penyakit yang disebut lato lato (budug)

“Walaupun sudah tanggung jawab kelompok ketahanan pangan waktu itu, bahkan saya sampai mengeluarkan materi pribadi gak tahu habis berapa juta untuk penyembuhan tapi tidak ada hasilnya malah makin parah budugnya dan semakin kurus, Ketua kelompok Pak Suminar saat menyerahkan, dia  usul minta untuk di =alihkan ke domba (kambing) , dan saya belum merespon. Singkatnya saya berpikir dari pada malah tambah repot,aset pemerintah harus ada harus utuh dari awal, waktu itu saya musyawarah dengan perangkat disaksikan tokoh masyarakat juga yang lainnya, alhasil sepakat untuk dioveralihkan dari sapi ke domba (kambing) atas pengajuan yang mengelola ketahanan pangan yaitu Kelompok Ternak Sapi Wangi Mandiri,”jelas Kades

Asep Safyudin saat menerima penyerahan sapi,dia mengaku sempat bingung walaupun sudah ada kesepakatan, sapi yang 7 ekor keadan kena wabah penyakit (hama) kurus lagi, Singkatnya ada bandar yang sanggup membeli tapi dibawa dan dirawat dulu,”Ketika itu saya musyawarah lagi  dari pada aset pemerintah tidak ada hilang dan harus mengganti jd masalah, tetap saya sebagai kades yang tanggung jawab lagi ,ya sepakat hitam di atas putih membuat berita acara, Allhamdullillah sampai saat ini walaupun baru sebagian sudah ada di kas desa sebagian lagi kata bandar sapi Agustus tahun ini dilunasi sesuai perjanjian berita acara dari awal, “paparnya

Kades Nagarawangi berharap  kepada masyarakat ataupun siapa saja kkususnya yang ada di lingkungan Desa Nagarawangi jangan berasumsi, “Coba tanyakan langsung ke desa walaupun tidak ada saya sebagai kades kan ada perangkat/staf.Padahal setiap ada acara ataupun ada bantuan dari pemerintah kabupaten dan provinsi selalu dijelas jelaskan tentang aset pemerintah desa,”pungkas kades Asep Safyudin  (SUMEDI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *