Uncategorized

Museum Talaga Manggung: Warisan Budaya Nyiramkeun Pusaka Menarik Ribuan Pengunjung Setiap Tahunnya.

14
×

Museum Talaga Manggung: Warisan Budaya Nyiramkeun Pusaka Menarik Ribuan Pengunjung Setiap Tahunnya.

Sebarkan artikel ini

Majalengka– NUANSA POST— Museum Talaga Manggung kembali menjadi pusat perhatian masyarakat dengan diadakannya acara tahunan “Nyiramkeun Pusaka,” yang selalu menarik ribuan pengunjung dari berbagai penjuru daerah. Tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun ini memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk ikut serta dalam prosesi memandikan pusaka-pusaka peninggalan Karatuan Talaga Manggung, sekaligus menitipkan pusaka milik pribadi mereka untuk turut dimandikan secara serentak di halaman museum.

Acara yang digelar pada Senin (19/8/2024) ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga merupakan upaya nyata dalam melestarikan budaya dan sejarah yang kaya akan nilai-nilai luhur. Salah satu tokoh penting di balik kelestarian tradisi ini adalah Hr. Ryan Naufal Luthfi, S.H., C.Cl., C.STax., CFA, MSMEs., yang dikenal sebagai keturunan Talaga Manggung dari Rd. Sunda Natapraja. Sebagai Ketua DPC Kongres Advokat Indonesia Kabupaten Majalengka, Ryan tidak hanya aktif dalam bidang hukum, tetapi juga memiliki dedikasi yang mendalam terhadap pelestarian budaya Sunda.

Ryan, yang setiap tahunnya terlibat langsung dalam prosesi Nyiramkeun Pusaka, menyatakan komitmennya untuk terus menjaga agar tradisi ini tidak punah. “Saya yakin bahwa Talaga akan kembali menjadi pusat kota di wilayah selatan, mengingat Talaga Manggung adalah pusat kewedanaan sejak dahulu kala,” ungkapnya dengan penuh keyakinan. Ia menambahkan bahwa slogan “Talaga Manggung, Talaga Ngadaun Ngora” adalah sebuah warisan yang harus dijaga dengan penuh kebanggaan.

Acara Nyiramkeun Pusaka ini juga mendapatkan antusiasme yang besar dari masyarakat setempat. Salminah, warga asal Gunung Larang Medalaksana Kecamatan Bantarujeg yang hadir dalam acara tersebut, mengungkapkan harapannya agar tradisi ini tetap lestari. “Siraman pusaka ini memiliki makna yang dalam, banyak yang ingin mengambil berkah dari air sisa siraman tersebut,” ujarnya.

Di lokasi yang sama, Neneng, salah seorang warga yang turut menghadiri gelaran ini, memanfaatkan momen tersebut dengan rela berbasah-basahan demi mendapatkan air sisa siraman pusaka. “Air ini saya gunakan untuk mandi agar senantiasa sehat, panjang umur, dan semoga usaha saya laris manis,” kata Neneng, sambil tersenyum penuh harap.

Acara Nyiramkeun Pusaka di Museum Talaga Manggung tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga sarana untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menjaga warisan leluhur yang penuh dengan makna spiritual dan historis. Museum Talaga Manggung pun semakin menegaskan posisinya sebagai pusat budaya yang selalu memikat perhatian, dan tradisi Nyiramkeun Pusaka terus menjadi daya tarik utama yang diharapkan akan terus hidup dan berkembang di masa mendatang.(SITI AMINAH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *