BANDUNG–-Pada hari Sabtu 30 November 2024, ratusan orang di Garut melakukan aksi unjuk rasa mengibarkan bendera hitam, dimana sang orator menyebut-nyebut khilafah. Informasi yang diperoleh,bahwa aksi unjuk rasa tersebut merupakan aksi penegakan Khilafah-NII yang hingga kini masih menghantui warga Kabupaten Garut, dan perlu adanya tindakan tegas dari pemerintah, karena dinilai telah meresahkan masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (ALMAGARI) KH Abdul Mujib,M.Ag dan mantan Kapolda Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Dr H.Anton Charliyan menanggapi video aksi unjuk rasa kelompok Penegakan Khilafah-NII di Garut yang beredar di media sosial.
”Aksi unjuk rasa yang digelar kelompok Si Unyil itu memanfaatkan moment kekalahan paslon yang mereka usung pada Pilkada 2024, mulai Pilpres, Pilgub Jabar dan Pilbup Garut.Buktinya, aksi unjuk rasa mereka tak hanya soal Pilkada, tetapi berbau dengan penegakan Khilafah NII dengan orasinya maupun membawa atribut-atribut lainnya,”jelas KH Abdul Mujib,M.Ag
Karena selama ini, semangat kelompok radikalisme pengusung NII di Garut, terus bergerilya menarik pengikut sebanyak mungkin untuk mewujudkan tujuan mereka, dan menggelar aksi unjuk rasa pada moment moment tertentu.”Persoalan radikalisme pengusung Khilafah – NII bukanlah persoalan biasa. Pengikutnya terus menyuarakan berdirinya NII di Garut, dengan terus melakukan kampanye masif antarwarga. Jika dibiarkan terus-menerus, akan terjadi bentrokan fisik di masyarakat terutama akar rumput masyarakat,”tegasnya.
Hal senada diungkapkan Abah Anton Charliyan selaku Ketua Dewan Penasehat Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) meminta kepada pemerintah yang kini dipimpin Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka agar menindak tegas kelompok radikalisme semacam ini, karena sudah masuk pasal percobaan makar yakni sudah ada niat yang jelas ingin mengganti NKRI dengan paham khilafah-NII.
”Aksi-aksi model begini di era Pak Prabowo dengan KIM Plus-nya harus di tindak super tegas. jangan dibiarkan tumbuh dan berkembang di NKRI . Karena kelompok mereka sudah berani dengan terang-terangan meneriakan Khilafah di tengah NKRI, artinya sudah masuk pasal percobaan MAKAR karena sudah ada niat yang jelas ingin mengganti NKRI dengan faham Khilafah-NII . ”ujarnya
Anton Charliyan mengakui, untuk sekarang ini jumlah pengikut pengusung Khilafah-NII di Garut memang sedikit,tetapi mereka terang-terangan,jumlah sedikit merasa berani, apalagi kalau nanti jumlahnya semakin banyak akan lebih berani lagi. Persoalan radikalisme di Garut lebih berbahaya dibanding kota lain di Indonesia. Untuk itu, pemerintah jangan terhadap pergerakan yang dilakukan kalangan radikalisme dalam rencana mendirikan Khilafah NII di Garut itu.
“Negara harus hadir dan tidak boleh kalah oleh kelompok yang merongrong negara dan juga keutuhan bangsa. Kelompok radikalisme-intolenransi semacam pengusung Khilafah-NII di Garut dan daerah lain,maka harus segera ditenggelamkan sampai ke akar-akarnya, karena akan jadi toksin virus yang sangat berbahaya di NKRI yang akan memecah belah bangsa yang selama ini kita rasakan bersama selalu mengadu domba dengan mengatasnamakan umat Islam dengan rakyat Indonesia. Bersihkan embrio-embrio penghianat bangsa dari bumi Pertiwi ini , jangan beri ruang sekecil apapun juga. Saya dukung langkah langkah Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (ALMAGARI) pimpinan KH Abdul Mujib,M.Ag untuk mencegah tumbuh kembangnya kelompok Khilafah NII khususnya di Kabupaten Garut, ”tegas mantan Kadiv Humas Polri ini mengakiri obrolan.,(REDI MULYADI)