Ciamis NUANSA POST
Warga Desa Sindangasih, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, dihebohkan dengan dugaan kasus asusila yang melibatkan dua perangkat desa. Skandal ini mencuat setelah ditemukannya tisu berlumur cairan yang diduga sperma di salah satu ruangan kantor Desa Sindangasih.
Peristiwa tersebut pertama kali terungkap pada pertengahan Desember 2024 lalu. Menurut keterangan sejumlah narasumber, temuan mencurigakan itu awalnya diketahui oleh istri kepala desa yang merasa ada hal tidak wajar saat memasuki ruangan tersebut. Di dalamnya, ia mendapati sebuah karpet tergelar dengan ceceran cairan mencurigakan, serta beberapa tisu berlumur cairan serupa.
Curiga dengan pemandangan itu, istri kepala desa lantas memanggil Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan beberapa anggotanya untuk memeriksa tempat kejadian. Tisu yang ditemukan kemudian dibawa ke petugas medis guna memastikan kebenaran dugaan tersebut.
Saat dikonfirmasi, salah seorang petugas medis membenarkan adanya pemeriksaan terhadap tisu tersebut. “Tisu yang dibawa sudah dalam kondisi mengering, namun aroma khas sperma masih tercium jelas,” ungkap petugas medis.
Meski demikian, ia menambahkan bahwa untuk memastikan lebih lanjut apakah cairan tersebut berasal dari satu orang atau lebih, dibutuhkan pemeriksaan laboratorium.
Kasus ini memantik perhatian masyarakat, apalagi diduga melibatkan dua perangkat desa yang menduduki posisi penting di sekretariat desa.Namun, hingga kini pihak desa terkesan menutup-nutupi kejadian tersebut.
Upaya media untuk mengonfirmasi peristiwa ini pun menemui jalan buntu. Kepala Desa Sindangasih tidak berada di tempat saat hendak dimintai keterangan. Bahkan, ketika dihubungi melalui nomor teleponnya, tidak ada respons yang diberikan.
Salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa persoalan ini sebenarnya sudah dibahas dalam musyawarah desa pada Selasa, 11 Maret 2025, sekitar pukul 10.00 WIB. Musyawarah tersebut dihadiri oleh tokoh masyarakat, Ketua Karang Taruna, serta aparat keamanan seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas.“Intinya masalah tersebut sudah selesai melalui musyawarah,” ujar warga tersebut singkat, tanpa merinci hasil kesepakatan yang diambil.
Namun, keputusan itu menuai tanda tanya besar di kalangan warga. Pasalnya, keluarga terduga pelaku tidak dilibatkan dalam musyawarah tersebut.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah desa terkait skandal ini. Sementara itu, isu dugaan tindakan asusila yang dilakukan oleh dua perangkat desa terus menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Wargapun masih menunggu kejelasan serta transparansi dari pihak desa terkait penyelesaian kasus ini.
Kasus ini menjadi sorotan lantaran dianggap mencoreng nama baik institusi desa, serta menyoroti pentingnya profesionalisme dan etika bagi aparat desa dalam menjalankan tugasnya. (EL)