Uncategorized

Wawancara EksklusifH. Hamdani: Sejarah Seni Grandong Asli Rancasari Bandung Sampai Juara Umum HJKB 214

3
×

Wawancara EksklusifH. Hamdani: Sejarah Seni Grandong Asli Rancasari Bandung Sampai Juara Umum HJKB 214

Sebarkan artikel ini

Bandung, NP. Kecamatan Rancasari keluar sebagai juara umum kendaraan hias dalam rangka hari jadi Kota Bandung ke-214 (15/9).

Grup Lintas Pena Media saat mendatangi Kantor Kecamatan Rancasari Hari Selasa (17/9) nampak Drs. H. Hamdani, M.M baru tiba usai berkeliling mengunjungi rumah-rumah maggot dan melakukan kebersihan di wilayahnya bersama jajaran pemerintah kecamatan Rancasari.

Tim liputan khusus Lintas Pena Media Grup Korwil Jawa barat berhasil melakukan wawancara eksklusif Bapak Camat Rancasari H. Hamdani.

“Alhamdulillah bersukur ya karena sebuah prestasi dan tentunya prestise yang luar biasa. Apa yang kita persiapkan dan yang kita lakukan membuahkan hasil dan itu semua hasil kerja bukan hanya kami aparatnya tetapi ini hasil kerjasama dengan warganya. Banyak warga kami juga yang hadir ke lokasi mensupport mulai start di jalan dipenogoro sampai finish jalan merdeka dibale Kota” Ujar Camat Rancasari Drs. H. Hamdani, M.M

Ditegaskannya dalam perjalanan yang dilalui pada pawai kendaraan hias banyak dukungan dan antusias sangat besar diberikan dari masyarakat Kota Bandung disepanjang jalan.

“Terima kasih kepada masyarakat Kota Bandung yang telah begitu antusias melihat karya kami dengan ikon Grandong sebagai kesenian tradisional berasal dari Kecamatan Rancasari,” Katanya.

Kecamatan Rancasari terkenal dengan kesenian Grandong sejak jaman nenek moyang. Diterangkanya bahwa grandong menurut cerita adalah mahluk jahat yang terjinakan dan bisa di jinakan atas kepiawaian para sesepuh, tokoh-tokoh masyarakat terutama para pemimpin yang berada diwilayah Rancasari.

Dalam kisahnya setelah mahluk grandong dapat ditaklukan hingga jinak maka mahluk grandong membantu kehidupan masyarakat pada waktu itu.

Sampai saat ini kesenian khas Grandong terus dilestarikan oleh warga Kecamatan Rancasari, pada kegiatan acara seremoni maupun hari-hari besar.

“Atas dasar kuatnya pelestarian seni Grandong yang membudaya dimasyarakat Rancasari oleh karena itu kami dalam pawai kendaraan hias kemarin di Hari Jadi Kota Bandung ke-214 menjadikanya ikon berkepala Grandong. Dalam menyuguhkan sesuatu khas kedaerahan kan harus adanya keterikatan emosional yang kuat, alurnya satu peran sama peran lainya harus saling mengait dan menghasilkan yang baik meski kami tidak mengira akan menjadi yang terbaik sebagai juara umum,” Urai Hamdani.

Persiapan dilakukan selama 3 Minggu adapun jenis kendaraan yang digunakan mobil hiluk. Di hias dengan sedemikian rupa penuh kehati-hatian semisal mahluk grandong yang terkenal awalnya jahat harus tervisualisasikan sangar sehingga bentuk tanduknya harus tegak keatas meski pada akhirnya mahluk grandong tersebut dapat terjinakan dan menyatu berdampingan dengan masyarakat Rancasari saling bahu membahu membantu kehidupan yang lebih baik sampai saat ini terus terlestarikan sebagai kebanggan warga Rancasari Kota Bandung.

“Atas permintaan warga Rancasari Kendaraan hias Grandong ini di pajang sampai beberapa hari di halaman Kecamatan Rancasari bahkan banyak permintaan diarak keliling akan tetapi kami masih mempertimbangkanya dengan aparatur keamanan setempat karena banyak jalan-jalan yang dilalui terdapat kabel-kabel cukup pendek untuk dilalui,” Terang Hamdani.

Dari pantauan Lintas Pena Media grup dihalaman kecamatan Rancasari banyak warga berdatangan baik melakukan foto-foto depan kendaraan hias Grandong maupun sebatas melihat-lihat, diakuinya belum tahu sampai batas waktu kapan, akan tetapi kendaraan hias tersebut tentunya harus segera dikembalikan fungsinya sebagai mobil operasional Pemerintahan Kecamatan Rancasari.

“Banyak permintaan warga untuk di arak keliling kendaraan hias grandong dengan piala juara umumnya, tapi kami harus menempuh izin dan keamanan karena banyak kabel melintang cukup pendek dijalan-jalan dan pasti berdampak kemacetan meluas, hal ini masih dalam pertimbangan kami bersama Kapolsek dan Danramil Rancasari” Kata H. Hamdani.

Ucapan selamat atas Raihan juara umum kendaraan hiaspun terus berdatangan tersampaikan khsusunya dari Forkompinda Kota Bandung kepada Pemerintah Kecamatan Rancasari.

Selaku Camat Rancasari H. Hamdani sangat berterima kasih atas apresiasi semangat Bhakti Pemerintahan Kecamatan Rancasari dan menjadikan penguat untuk mempertahankan tropi juara umum juga semakin melestasikan kesenian Grandong di Kota Bandung.

Pihaknya begitu takjub dan merasa terheran-heran ketika dinobatkan menjadi juara umum karena selintas memandang semua 91 peserta pawai kendaraan hias adalah yang tebaik.

Kendaraan hias Grandong Kecamatan Rancasari berhasil mengungguli peserta lainya yang mana kendaraan hias milik Kesbangpol Kota Bandung sangat luar biasa dengan ikon maung Bandung dan suasana masih menghangat Persib juara 1 liga Indonesia.

Menurutnya bahwa kendaraan hias grandong dan kendaraan hias maung Bandung sama – sama juara 1 pada kategori OPD dan Kecamatan, keduanya adalah yang terbaik yang terbukti hegemoni dan antusiasme dari masyarakat serta unsur Forkompimda dirasakanya sangat luar biasa saling menumbuhkan menguatkan kebersamaan pada jiwa Cinta Seni dan olahraga sepak bola Kota Bandung sebagai asli urang Sunda Bandung.

“Jujur kami tidak bisa berkata-kata setelah diumumkan menjadi juara umum, yang pasti kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak termasuk yang mengawaki kendaraan hias Grandong adalah anak-anak muda karang taruna, KNPI, warga komunitas seni dan internal Kecamatan Rancasari ada yang berperan sebagai penarinya. Kesemuanya SDM murni dari wilayah Rancasari, kita tidak ngebon dari luar,” Tandasnya.

H.Hamdani selaku Pimpinan-Camat Rancasari menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Pemerintahan Kota Bandung Baik Bapak Wali Kota, unsur penyelenggara, Forkompimda, sudah memberikan penghargaan dan kehormatan serta terima kasih disampaikan kepada semua elemen masyarakat kecamatan Rancasari.

“Kedepanya khas seni Grandong yang terletak di Kota Bandung bagian timur ini harus menjadi konsep seni dan budaya semakin dilestarikan digali menjadi ketertarikan dan keterikatan berkolaborasi dengan semua pihak untuk terus dikembangkan khususnya di wilayah kecamatan Rancasari dan umumnya masyarakat Kota Bandung juga masyarakat Jawa Barat yang paham seni Grandong. Mari bersama-sama seni budaya Grandong ini dikembangkan sesuai juga dengan era jaman sekarang Gen Z digitalisasi media sosial supaya anak muda Z lineal berperan aktif memperluas seni tradisional Grandong asli dari Rancasari,” pungkasnya. (Riezcky)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *