Majalengka,NUANASA POST-—Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Majalengka akan menyelenggarakan konferensi di Hotel Garden Majalengka pada Sabtu, 14 Desember 2024. Agenda ini tidak hanya menjadi momen pemilihan Ketua PWI Majalengka periode 2024-2027, tetapi juga forum penting untuk memperkuat nilai-nilai jurnalistik dalam menghadapi tantangan transformasi digital.
Ketua Panitia Konferensi, Inin Nastain, menjelaskan bahwa konferensi ini akan fokus pada pemilihan Ketua PWI dan jajaran pengurus baru. Hingga kini, Ketua PWI periode 2021-2024, Pai Supardi, menjadi satu-satunya calon yang telah mengonfirmasi pencalonannya kembali.
“Insyaallah, konferensi akan dilaksanakan pada Sabtu di Majalengka. Pak Pai Supardi mencalonkan diri untuk periode kedua dan saat ini menjadi satu-satunya pendaftar,” kata Inin saat ditemui di Kantor PWI Majalengka, Jumat (13/12/2024).
Selain agenda pemilihan, konferensi ini juga akan menghadirkan diskusi bertema “Kode Etik Jurnalistik, Undang-Undang Pers, dan Tantangan Pers di Era Modernisasi” dengan narasumber Jejep Falahul Alam dari PWI Jawa Barat. Diskusi tersebut bertujuan membekali wartawan dengan pemahaman mendalam mengenai etika jurnalistik dan tantangan di era digital.
Konferensi ini rencananya akan dihadiri sejumlah tokoh penting, seperti Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat, Penjabat Bupati Majalengka Dedi Supandi, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gatot Sulaeman, serta pejabat daerah lainnya. Kehadiran para pemangku kepentingan ini diharapkan memperkuat sinergi antara PWI dan pemerintah daerah dalam mendukung kebebasan pers yang bertanggung jawab.
“Kami mengundang seluruh pihak untuk mendukung terciptanya pers yang independen, kredibel, dan menjadi pilar demokrasi. Semoga konferensi ini berjalan lancar dan menghasilkan keputusan terbaik untuk organisasi,” tambah Inin.
Menurut Jejep Falahul Alam, pers di era digital menghadapi tantangan besar, termasuk proliferasi berita palsu dan disrupsi media tradisional. “Wartawan harus menjadi garda terdepan dalam menyajikan berita yang akurat, berimbang, dan berbasis fakta. Profesionalisme adalah kunci menjaga kepercayaan publik,” ujarnya.
Pai Supardi, yang dikenal konsisten memperjuangkan kebebasan pers dan peningkatan kompetensi wartawan, menyatakan komitmennya melanjutkan program kerja yang berfokus pada profesionalisme dan integritas.
Peran PWI di Era Transformasi Digital
PWI, yang didirikan pada 9 Februari 1946 di Surakarta, telah menjadi wadah perjuangan wartawan Indonesia dalam mendukung kebebasan pers dan pembangunan bangsa. Dengan visi menjadi organisasi profesional dan bermartabat di era transformasi media, PWI terus beradaptasi menghadapi disrupsi digital dan tantangan lainnya.
Di tingkat lokal, PWI Majalengka memainkan peran vital sebagai penghubung antara masyarakat dan pemerintah. Wartawan di bawah naungan PWI Majalengka berkontribusi dalam mendorong transparansi dan pembangunan daerah melalui pemberitaan yang berimbang dan berbasis data.
Konferensi ini diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperkuat kompetensi wartawan dalam menghadapi dinamika media digital, sekaligus melanjutkan tradisi jurnalisme yang independen dan bertanggung jawab. (SITI AMINAH)