AdvertorialBeritaDaerah

Batik Banjar Motif Parakan Kuwu (Bebeong dan Tarum)  mendapatkan Sertifikat Hak Cipta dari Kementrian Hukum dan HAM

27
×

Batik Banjar Motif Parakan Kuwu (Bebeong dan Tarum)  mendapatkan Sertifikat Hak Cipta dari Kementrian Hukum dan HAM

Sebarkan artikel ini

BATIK merupakan warisan budaya nusantara yang memiliki nilai serta perpaduan seni yang tinggi. Sarat dengan makna filosofis dan simbol setiap batik tentu memperlihatkan cara berpikir masyarakat pembuatnya.

Hal itu tak terkecuali dengan karya seni Batik khas Kota Banjar, Jawa Barat yakni Batik bermotif Parakan Kuwu atau yang sering dikenal dengan nama motif Ikan Bebeong dan Daun Tarum.

Menurut penggagas konsep Batik Ikan Bebeong dililit dengan daun Tarum, Yadi Suryadi, motif Batik ini diambil dari simbol hewan dan tumbuhan khas Kota Banjar yaitu Ikan Bebeong dan Daun Tarum.

“Filosofinya Ikan bebeong yang habitatnya ada di Sungai Citanduy dengan dililit Daun Tarum yang merupakan Ikon Banjar Patroman yang berasal dari Kata Banjar Pataruman-Taruman-Tarum,” kata Yadi, Sabtu, (24/2/2024).

“Jadi Ikan Bebeong dililit Daun Tarum mencerminkan Identitas Kota Banjar,” kata dia menambahkan.

Yadi menjelaskan bahwa Ikan Bebeong atau Baung adalah spesies Ikan air tawar yang hidup di Sungai Citanduy. Masyarakat Kota Banjar sebagai penunjang ekonominya memanfaatkan spesies Ikan Citanduy satu ini untuk kebutuhan sehari-hari dengan cara menangkap ikan dengan di pancing.

Ia juga menyebutkan masyarakat Kota Banjar biasanya mengolah Ikan bebeong tersebut menjadi sop Bebeong atau Pais Bebeong. Hal itu sudah secara turun temurun dari dilakukam sejak jaman dahulu.

Adapun Ikan Bebeong tersebut banyak berkembang biak di cekungan Sungai Citanduy. “Untuk di Kota Banjar sendiri tempat berkembangbiaknya Ikan Bebeong ada di Daerah Parakan Kuwu Rajeg Wesi atau warga sekitar sering menyebutnya “Rajagosi” di wilayah Kecamatan Pataruman Kota Banjar,” kata Yadi.

Selain itu, Yadi mengatakan saat ini Batik Ikan Bebeong dan Daun Tarum telah di patenkan pada 15 Februari 2024.”Sebagai kado hari jadi ke-21 Kota Banjar, batik parakan kuwu atau Ikan Bebeong dililit Daun Tarum telah dipatenkan pada 15 Februari kemarin dan akan mulai di publis pada 26 Februari 2024,” terangnya.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Banjar, Ida Wahida Hidayati mengatakan berencana akan menjadikan Ikan Bebeong sebagai ikon daerahnya. “Ikon Banjar itu Ikan Bebeong,” kata Ida.

Ida menerangkan bahwa Ikan Bebeong atau Baung merupakan spesies Ikan air tawar yang hidup di Sungai Citanduy.        “Bebeong itukan ikan yang hanya ada di Sungai Citanduy jadi itu khas Banjar,” kata dia.

Bentuk kepastian Ikan Bebeong dijadikan sebagai ikon Kota Banjar Pemerintah Kota Banjar akan berencana membuat patung atau tugu berbentuk Ikan Bebeong.”Insya allah, sekarang juga kan sudah ada miniatur Ikan Bebeong di Jembatan Parungsari,” kata Ida.

Pemerintah Kota Banjar sendiri telah menunjukan bentuk pengakuannya terhadap Ikan Bebeong dalam seragam batik khas Banjar bermotif Bebeong. Dan ke depannya, semoga semua motif-motif batik khas Kota Banjar bisa mendapatkan hak cipta dari Kementrian Hukum dan HAM.

Dalam rangka mengenalkan keberagaman motif batik lokal Pemerintah Kota Banjar mengadakan lomba fashion show pakaian batik banjar antar OPD dan PKK di lingkungan Pemerintah Kota Banjar di BCH (Banjar Convenction Hall) pada rangkaian Hari Jadi ke-21 Kota Banjar. Sejumlah busana dari bahan batik khas Kota Banjar ditampilkan para model perwakilan Perangkat daerah dan PKK di depan pengunjung yang hadir.(RUSWAN HIMAWAN/ KOMINFO/ADV)***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *