Uncategorized

IWPG Indonesia Sukses Gelar Kompetisi Seni Internasional ILPAC ke-6, Babak Penyisihan Tingkat Nasional

4

[JAKARTA] Organisasi wanita untuk perdamaian dunia , International Woman Peace Group  (IWPG), sukses menggelar lomba melukis tingkat internasional The 6th International Loving-Peace Art Competition (ILPAC) di beberapa kota di Indonesia, baik secara offline maupun online.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, kegiatan rutin tahunan IWPG ini, digelar di beberapa lokasi. Warga setempat cukup antusias mengikuti dan menyaksikan lomba.

Tanggal 19 Juni ILPAC digelar di SMAN 1 Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah (Kalteng) dihadiri 59 siswa dan  warga setempat. Tanggal 20 Juni lomba dilanjutkan di SMPN 1 Sampit, Kalteng, dihadiri 37 orang.

Lomba dilanjutkan di Kota Salatiga, Jawa Tengah, Sabtu (22/6). Warga dan para siswa  antusias mengikuti lomba yang digelar di SD Kurma, Salatiga, di bawah naungan  Yayasan Pendidikan Islam, Al Hijrah, Salatiga.

Sejumlah 329 warga dan siswa-siswi hadir, mengikuti lomba melukis, mulai dari tingkat SD hingga SMA. Sementara siswa siswi PAUD dan TK mengikuti lomba mewarnai.

Salah seorang peserta adalah penyandang disabilitas, yang tetap percaya diri untuk menang. Hadir saat itu, juri nasional Suprianto, yang akrab dipanggil Pak Sentot.

Lomba dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini MSi bersama Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al Hijrah, Satuf Rohul Hidayah, serta Ketua Komite Perdamaian IWPG Salatiga, Sri Suwartiningsih.

Lomba secara online digelar pada hari Sabtu (29/6) diikuti 50 peserta SD, SMP dan SMA. Lomba ini dihadiri secara langsung oleh juri ILPAC nasional, Sentot dan Defvi Kurniawati Wijaya.

Sebelum dan sesudah lomba dimulai kedua juri memberi semangat kepada para peserta, bahwa tujuan utama lomba ini adalah untuk menyebarkan perdamaian dunia, dan menghentikan perang, bukan semata-mata meraih kemenangan dalam lomba. “Dengan mengikuti lomba ini, semua anak-anak sudah jadi pemenang, karena sudah memberi makna yang sangat penting untuk para korban perang, serta usaha menghentikan perang,” kata Defvi.

Lomba dilanjutkan di Lombok, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu, 30 Juni. Pada Lomba yang digelar di Taman Budaya Lombok tersebut, 37 peserta yang hadir, salah seorang peserta adalah penyandang disabilitas. 

Panitia untuk acara ini adalah Komite Perdamaian IWPG, Lombok bersama Perhimpunan Mahasiswa Prodi Sosiologi Agama, NTB.

Total Kehadiran ILPAC 2024 di Indonesia 702 orang, Peserta lomba terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA. Mereka berasal dari sekolah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, NTB dan Bali

Semua hasil lomba akan dikumpulkan dan dinilai tanggal 8 Juli oleh para juri nasional. Hasil yang terbaik dari setiap tingkatan, SD, SMP, dan SMA, akan dikirim ke Korea untuk merebut kejuaraan internasional.

Pentingnya Perdamaian

Kadis Pendidikan Kota Salatiga, Nunuk Dartini mengapresiasi apa yang dilakukan oleh IWPG untuk menjaring anak anak berbakat, sekaligus menanamkan budaya damai di hati mereka. “Seperti informasi dari IWPG, tahun-tahun sebelumnya, ada anak-anak Salatiga yang lolos sampai ke Korea. Saya berharap, tahun ini juga akan ada anak didik kami yang memenangkan lomba tingkat internasional ini,” katanya.

Menurut Ketua IWPG Indonesia, Ana Milana Puspitasari, IWPG tak akan henti-hentinya mencari anak-anak berbakat dalam menggambar atau melukis. Kepada mereka akan ditanamkan makna perdamaian, ILPAC setiap tahun, yakni Peace Let’s be friend. Tahun ini, themanya adalah, “Hati damai yang disampaikan kepada para sahabat yang menderita akibat perang”.

Dengan menanamkan rasa damai dalam diri anak-anak sejak dini, maka kelak mereka bisa menjadi duta perdamaian bagi keluarganya, bangsanya, bahkan untuk dunia. IWPG juga merangkul para Ibu untuk menanamkan budaya damai sejak dini bagi anak-anak agar dunia yang mereka huni kelak adalah dunia damai, sebagai warisan yang berharga bagi generasi yang akan datang.

Lebih jauh, Nunun mengatakan, unsur utama kemajuan anak-anak dalam berbagai bidang adalah kedamaian. Dengan kedamaian, anak-anak akan mudah meraih prestasi di sekolah, bahagia dalam keluarga, dan sebagainya.

“Melihat kiprah IWPG secara internasional, yang mau merangkul anak-anak dan wanita sampai jauh ke berbagai wilayah, baik desa maupun kota, membuat kami berminat bekerja sama dengan IWPG. Harapan kami, jangan berhenti pada menggambar tentang perdamaian, tetapi kepada anak-anak juga harus terus-menerus ditanamkan makna perdamaian, dan penghentian perang,” katanya.

Dikatakan, pemerintah memfasilitasi berbagai program demi kemajuan para wanita. “Banyak program kewanitaan yang sudah kami jalankan, di bawah naungan Dinas Pendidikan. Namun, tentang pendidikan perdamaian, belum ada. Karena itu, kami sangat antusias bekerja sama dengan IWPG,” kata Nunun. Ibu dua anak, yang sudah memiliki 3 orang cucu itu meyakini, jika para wanita bersatu, maka perang bisa dihentikan. “Dinas Pendidikan bisa memulai pendidikan perdamaian dari guru-guru, anggota penggerak PKK, dan para orangtua murid,” katanya.

Sejak berdiri tahun 2013 lalu, IWPG telah melaksanakan berbagai proyek perdamaian dan kampanye untuk mewujudkan perdamaian dunia. ILPAC salah satu program yang dilakukan secara rutin dari tahun ke tahun. ***

IWPG Indonesia Successfully Holds the 6th ILPAC (International Art Competition), National Preliminary Round Level

[JAKARTA] The women’s organization for world peace, International Woman Peace Group (IWPG), successfully held an international art competition, The 6th International Loving-Peace Art Competition (ILPAC) in several cities in Indonesia, both offline and online.

As in previous years, IWPG’s annual routine activities were held in several locations. Residents were quite enthusiastic about participating and watching the competition.

On June 19, ILPAC was held at SMAN 1 Kuala Pembuang, Central Kalimantan (Kalteng) attended by 59 students and residents. On June 20, the competition continued at SMPN 1 Sampit, Central Kalimantan, attended by 37 people.

The competition continued in Salatiga City, Central Java, Saturday (22/6). Residents and students enthusiastically took part in the competition, which was held at SD Kurma, Salatiga, under the auspices of the Islamic Education Foundation, Al Hijrah, Salatiga.

A total of 329 residents and students attended, taking part in the art competition, from elementary to high school levels. Meanwhile, Kindergarten students took part in a coloring competition.

One of the participants is a person with a disability, who remains confident of winning. Also, present at that time, a national judge Suprianto, who is familiarly called Pak Sentot.

The competition was opened by the Head of the Salatiga City Education Department, Nunuk Dartini MSi together with the Chair of the Al Hijrah Islamic Education Foundation, Satuf Rohul Hidayah, and the Chair of the Salatiga IWPG Peace Committee, Sri Suwartiningsih.

The online competition was held on Saturday (29/6) attended by 50 elementary, middle and high school participants. This competition was attended directly by the national ILPAC jury, Sentot and Defvi Kurniawati Wijaya.

Before and after the competition started, the two judges encouraged the participants, that the main goal of this competition was to spread world peace and stop war, not just to achieve victory in the competition. “By taking part in this competition, all the children have become winners, because they have given a very important meaning to the victims of war, as well as efforts to stop war,” said Defvi.

The competition continued in Lombok, Mataram, West Nusa Tenggara (NTB) Province, Sunday, June 30. In the competition, which was held at the Lombok Cultural Park, 37 participants attended, one of the participants was a person with a disability.

The committee for this event is the IWPG Peace Committee, Lombok, together with the Student Association of the Sociology of Religion Studies Program, NTB.

The total attendance of ILPAC 2024 in Indonesia was 702 people. The competition participants consisted of elementary, middle and high school students. They come from schools in Java, Sumatra, Kalimantan, West Nusa Tenggara and Bali

All competition results will be collected and judged on July 8 by national judges. The best results from each level: elementary, middle and high school, will be sent to Korea to win the international championship.

The Importance of Peace

Head of the Salatiga City Education Department, Nunuk Dartini, appreciated what IWPG was doing to attract talented children, while at the same time instilling a culture of peace in their hearts. “As informed from IWPG, in previous years, there were Salatiga participants who moved forward to Korea. “I hope that this year our students will also win this international competition,” she said.

According to the Chair of IWPG Indonesia, Ana Milana Puspitasari, IWPG will never stop looking for talented children in drawing or painting. They will be instilled with the meaning of peace, which is the theme of ILPAC every year, namely Peace Let’s be friends. This year, the sub-theme is, “Hearts of peace conveyed to friends who suffer as a result of war”.

By instilling a sense of peace in children from an early age, one day they can become ambassadors of peace for their families, their nation, and even the world. IWPG also embraces mothers to instill a culture of peace from an early age in their children so that the world they live in will be a world of peace, as a valuable legacy for future generations.

Furthermore, Mrs. Nunuk Dartini said, the main element of children’s development in various fields is peace. With peace, children will easily achieve success at school, be happy in their families, and so on.

“Seeing IWPG’s work internationally, which is willing to reach out to children and women to a wide range of regions in both villages and cities, made us interested in working with IWPG. “Our hope is that we don’t stop at only drawing about peace, but we must also continuously instill in children the meaning of peace and ending war,” she said.

It is said that the government facilitates various programs for the advancement of women. “We have implemented many women’s programs, under the auspices of the Education Department. However, regarding peace education, there is nothing yet. “Because of that, we are very enthusiastic about working with IWPG,” said Mrs. Nunuk Dartini.

The mother of two, who already has 3 grandchildren, believes that if women unite, war can be stopped. “The Education Department can start peace education from teachers, PKK members and parents,” she said.

Since its founding in 2013, IWPG has implemented various peace projects and campaigns to achieve world peace. ILPAC is a program that is carried out regularly from year to year. ***

Exit mobile version