Uncategorized

Arogansi Ajudan Pj Bupati Majalengka: Benturan dengan Tupoksi Jurnalis

20
×

Arogansi Ajudan Pj Bupati Majalengka: Benturan dengan Tupoksi Jurnalis

Sebarkan artikel ini
Arogansi Ajudan Pj Bupati Majalengka: Benturan dengan Tupoksi Jurnalis

Majalengka, NUANSA POST—Seorang ajudan dari Pj Bupati Majalengka, yang hingga kini identitasnya belum diungkap, diduga bersikap arogan dan berusaha menghalangi tugas pokok dan fungsi (tupoksi) wartawan dalam melakukan wawancara. Sikap ini dianggap tidak pantas dilakukan, bahkan oleh seorang ajudan Pj Bupati Majalengka, Jawa Barat.

Ketua DPC Aliansi Wartawan Indonesia (AWI) Kabupaten Majalengka, Abdullah, mengkritik keras tindakan tersebut.“Siapa dia? Kenapa dia (ajudan) melakukan tindakan seperti itu? Apakah wartawan kita tidak boleh melakukan konfirmasi?” ujarnya dengan nada geram.

Abdullah juga mengingatkan bahwa para jurnalis bekerja di bawah perlindungan hukum. “Jangan sampai kami sebagai jurnalis dikekang di Majalengka,” tegasnya. Namun, ia juga berharap agar kedua belah pihak dapat duduk bersama dan menyelesaikan masalah ini agar tidak semakin melebar.

Insiden tersebut bermula ketika seorang jurnalis dari televisi swasta nasional, Nana Waskana, meminta klarifikasi terkait insiden bendera yang dinaikkan oleh Paskibraka tidak sampai ke puncak tiang di lapangan GGM. Setelah klarifikasi, Nana dilaporkan mengalami tindakan intimidasi oleh ajudan Pj Bupati Majalengka, yang memegangnya secara agresif dan mempertanyakan mengapa ia menanyakan masalah tersebut kepada Pj Bupati.

“Saya meminta komentar dari Pj Bupati Majalengka terkait upacara bendera, di mana bendera tidak naik sepenuhnya. Beliau menjelaskan, namun setelah itu saya ditarik oleh ajudannya,” jelas Nana.

Ajudan tersebut kemudian mempertanyakan mengapa Nana menanyakan masalah bendera, yang dianggapnya tidak seharusnya dilakukan oleh seorang wartawan. Situasi semakin memanas saat wartawan lainnya mencoba melakukan wawancara dengan Dhany Eka Rahadian, Ketua Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Majalengka, di depan Pendopo. Ajudan yang sama mendekati Nana lagi dan mengeluarkan kata-kata yang memancing keributan, yang berujung pada adu mulut antara ajudan tersebut dengan beberapa wartawan.

Di sisi lain, Kabag Prokompim, Dr. H. Momon, S.Pd., M.Pd., menyatakan bahwa baik wartawan maupun ajudan sebenarnya menjalankan tugas masing-masing. “Wartawan memiliki tugas untuk meminta klarifikasi, sedangkan ajudan bertanggung jawab atas keamanan dan proteksi pimpinan, dalam hal ini Pj Bupati Majalengka,” jelasnya.

Momon menambahkan bahwa kedua belah pihak perlu duduk bersama untuk menyelesaikan masalah ini dengan saling memaafkan, namun hal tersebut masih menunggu waktu yang tepat karena kesibukan masing-masing pihak. (SITI AMINAH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *