Uncategorized

DPRD Provinsi Jabar Gelar Refleksi 2024 – Outlook 2025 Sudut Pandang Seirma Gubernur Jabar Terpilih KDM Bangun Jabar Berbasis Seni Budaya Sejak Pra-Sekolah

2

Bandung, NUANSA POST

Pada hari umat (27/12/2024) Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Refleksi 2024 – Outlook 2025 bertempat di Rooftop DPRD Provinsi Jawa Barat.

Ketua Komisi I H. Rahmat Hidayat Djati, M.I.P yang meninisiasi acara tersebut dihadiri oleh Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Dr. H. Buky Wibawa Karya Guna, M.Si dan jajarannya yang dihadiri pula para tokoh masyarakat serta tamu undangan.

Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat H. Rahmat Hidayat Djati menegaskan bahwa Komisinya yang membidangi Pemerintahan mengaku bahwa  sebenarnya tidak ada program khusus akan tetapi kedepannya akan menjadi program tahunan DPRD Provinsi Jawa Barat.

“Ini dianggap penting usai melampaui dua pemilu situasi politik dan situasi pemerintahan transisi. Rasanya perlu di reflesikan bersama Rakyat. Hal yang selama ini sebenarnya kita tahu tapi kadang terlupakan karena kesibukan. Alhamdulillah acara dapat dilaksanakan dengan baik,” ujar Ketua Komisi I H. Rahmat.

Kemudian H. Rahmat menambahkan bahwa fungsi pemerintahan harus bersama – sama dengan Rakyat sebagai spirit di akhir tahun 2024 guna maju ke tahun 2025.

Kepada tim jurnalis Grup PT LINTAS PENA MEDIA, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat H. Buky mengutarakan secara rinci.”Hal pertama adanya kesamaan cara pandang dengan Gubernur Jabar terpilih KDM, ketika awal dilantik, saya melihat apa saja prioritas Gubernur Jabar terpilih KDM. Saya menyampaikan bahwa saya ingin melihat konsep tata ruang Jawa barat. Begitu ketika KDM juga ditanya oleh wartawan, beliau juga menyatakan akan melihat konsep tata ruang karena pembangunan itu semua berawal dari situ. Saya menyampaikan bahwa bagaimana sih perencanaan dari tata ruang di Provinsi Jabar ini kemudian bagaimana aspek pemanfaatannya baik itu sumber daya alam dan lain sebagainya kemudian bagaimana pengendalinya,” Tutur Ketua DPRD Provinsi Jabar Dr. Buky.

H. Buky mengungkapkan, biasanya suka lemah itu di pengendalian lalu perijinan begitu mudah, entah itu untuk alih fungsi lahan atau perubahan misalnya dari perkebunan atau bahkan hutan mungkin menjadi perumahan dan atau menjadi perkebunan sayur mayur dan lain sebagainya.

“Ini Bukan tidak boleh artinya tetap menjaga keseimbangan, saya kira konsep yang ditawarkan oleh Gubernur Jabar terpilih KDM itu juga kan kalau beberapa kali saya dengar, disampaikan adalah bagaimana pembangunan itu bisa menjaga keseimbangan dengan alam. Saya apresiasi bahwa KDM itu bagi saya sebagai penjaga gawang nilai – nilai budaya. Kebetulan beliau terpilih sebagai Gubernur Jabar, jadi saya kira akan makin jelas konsep pembangunan berbasis kebudayaan. Hal itu engak bisa farsial (tidak bisa tercecer – cecer) misalnya konsep kebudayaan dari manusianya dulu iya kan, kita harus punyai kesabaran juga harus disiapkan bagaimana misalnya anak kita di Sekolahnya dibentuk berdasarkan kepada kebudayaan yang kita punya disamping agama. Istilahnya kan di usia – usia pra sekolah itu di ajarkan, kalau di psikologi itu ada istilah moral just men (keputusan moral) di ajarkan tentang apa itu kebaikan dan apa itu keburukan,” Urai H. Buky.

Dalam prosesnya bagi anak-anak yang melaksanakan hal – hal baik, harus dikasih motivasi berupa diberikannya reward, adapun kalau anak-anak yang tidak mau melakukan hal baik maka harus diberikan punishment.

“Seni budaya tradisional harus diajarkan sejak pra sekolah hingga SMP, satu contoh yang sederhana, saya memprovokasi kepada Pemerintah untuk membikin kebijakan untuk anak – anak pra sekolah misalkan TK kemudian sampai SD itu hanya diajarkan kesenian – kesenian yang kita punya. Anak anak di Cirebon belajarlah seni budaya Cirebon, anak – anak di penyangga ibu Kota belajarlah seni budaya Betawi lalu anak – anak di Priangan belajarlah seni tradisional Priangan. Tapi ketika mereka sudah masuk ke SMP, mereka boleh eksplor dengan nada – nada barat dengan musik – musik internasional. Kalau orang sudah memiliki pondasi maka dia akan punya kepribadian dari pengalaman tadi diberikan sejak usia dini membekalinya seni-budaya tradisional maka itu akan direkam oleh anak-anak walaupun belum bermakna. Nah rekaman itu tidak akan pernah hilang dan ketika dia dewasa akan menjadi apa bentuknya yaitu kesetiaan terhadap nilai – nilai budaya yang dia punya,” Ucap Buky.

Dalam menyongsong Indonesia emas semangat menarik masa depan ke masa sekarang, Buky menegaskan bahwa sebenarnya tren tersebut bisa di lihat dari sepak terjang negara Cina. Kita dan mata dunia dibuat tercengang – cengang karena Cina terus mampu menemukan hal baru yang sukses mendunia.

“Kita harus bekerjasama dengan perguruan – perguruan tinggi dari hasil penelitian harus bisa di aplikasikan. Pemerintah harus memberikan insentif kepada para peneliti. Sepanjang penelitian itu memang bermanfaat untuk pola – pola memakmurkan masyarakat, meningkatkan kecerdasan. Jadi konsep atau temuan dari hasil penelitian dosen – dosen itu bisa menjadi pijakan Pemerintah untuk membuat blue print. Bagaimana provinsi Jabar ini menjadi provinsi yang maju. Saya berpesan, pemerintah harus bisa meningkatkan menjalankan fungsi dari pemerintahan yang tadi saya sampaikan. Satu, dalam meningkatkan fungsi pelayanan, fungsi pembangunan, dan yang ketiga meningkatkan fungsi pemberdayaan,” Pungkasnya. ((RIEZCKY))

Exit mobile version