Kota Banjar, NUANSA POST
Rumah – rumah yang berdekatan apalagi berada di samping agen resmi dan penjual gas elpiji berisiko terdampak terbakar atau mengalami keracunan gas jika terjadi kebocoran. Pentingnya saling peduli menjaga keselamatan dan kesehatan dalam keberlangsungan kehidupan.
Dampak dari bahaya kebocoran gas elpiji selain bisa menjadi penyebab kebakaran terutama jika gas terperangkap di ruangan tertutup dan bersentuhan dengan api, pemantik, atau listrik statis.
Penggerak dan Pemerhati lingkungan hidup Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, H. Eka Santosa merasa terpanggil untuk turut menyikapi dan semua pihak untuk bijaksana demi keamanan, keselamatan dan peduli kesehatan masyarakat khususnya yang berada di jarak terdekat ke pangkalan agen dan penjual eceran gas elpiji.
“Setahu saya memang tidak ada ketentuan jarak tempat penjual gas elpiji dengan rumah terdekat tapi logikanya kan gas elpiji sangat rentan dengan kebakaran. Ya sebaiknya depot/ tempat penjual gas elpiji bijaknya tidak berdempetan langsung dengan rumah – rumah warga. Ada jarak menjauh dari pemukiman dan posisinya tidak dalam keramaian. Lebih baik menjaga sebelum kejadian hal yang tidak kita inginkan, apalagi kan sudah banyak contoh kejadian sewaktu gas elpiji diluncurkan sebagai pengganti minyak tanah,” tutur Eka.
Melansir dari berbagai sumber bahwa tabung gas elpiji yang dekat dengan bahan mudah terbakar seperti minyak, bensin, kertas dan serat kayu berisiko menyebabkan kebakaran yang sulit dikendalikan.
Begitu pula dengan bahaya keracunan gas menghirup uap gas elpiji dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorakan, sakit kepala dan mual, muntah, pusing serta dapat mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Dalam waktu kurang dari 10 menit menghirup gas elpiji bisa menimbulkan dampak pada tubuh secara langsung seperti mual, pusing, batuk dan sesak dada.
Perlu adanya kesadaran dari semua penjual gas elpiji seperti yang berada di pertigaan lampu merah Parungsari Kota Banjar, perempatan Garuda yang letaknya berdempetan dengan rumah dan toko warga sekitar bahkan yang berdampingan dengan pom bensin.
Alangkah bijaknya secara posisi tidak berdekatan dan jauh dari keramaian. Bukan hanya penjual gas elpiji akan tetapi masyarakat pengguna termasuk pedagang, seyogyanya berhati – hati dan saling menjaga keamanan penggunaan gas elpiji agar terhindar dari bahaya kebakaran. Selalu cek dengan teliti saat menggunakan gas elpiji.
Terlebih apabila gas elpiji dalam keadaan langka maka pembeli akan berdesak – desakan ngantri hingga berjam – jam hal tersebut dapat menjadi penyebab lain kebakaran dan keracunan dari gas elpiji yang bocor.
Gas elpiji memang kebutuhan pokok masyarakat akan tetapi hal ini sangat penting untuk disikapi oleh semua pihak baik pemerintah, agen resmi atau penjual eceran dan kita sebagai pemakai gas elpiji, kian hari nampak semakin banyak pula warung – warung kecil menjual gas elpiji.
Ketua Umum DPP Gerakan Hejo, H. Eka Santosa mengingatkan untuk saling menjaga kepentingan bisnis agar berjalan baik dengan standar yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah sekaligus Pemerintah juga untuk berhati-hati ketika mengeluarkan atau merubah arah kebijakan terkait pendistribusian dan penggunaan gas elpiji baik yang bersubsidi maupun non subsidi.
Sedah seharusnya kita semua peduli sosial dan saling mengkontrol keberlangsungan terkait gas elpiji. Semua harus mengutamakan kesehatan, rasa aman dan keselamatan aspek kehidupan.
Menyatukan persepsi oleh semua pihak sekaligus merawat keberlangsungan semua komponen lingkungan hidup di dunia ini. Sumber daya alam harus bermanfaat untuk masyarakat akan tetapi harus tepat dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan saat ini maupun jangka panjang.
“Siapa lagi kalau bukan kita semua penghuni bumi yang akan menjaga keseimbangan kehidupan alam ini. Pasti semuanya kan untuk kehidupan yang lebih baik, jangan sampai sudah sakit baru terpikir untuk menjaga kesehatan,” tutupnya. (Riezcky-ASRed.)