Bandung, NUANSA POST
Tim jurnalis PT Lintas Pena Media Group Korwil Jawa Barat melalsanakan liputan spesial acara Komunitas masyarakat Maluku Ambon yakni Komunitas Kapitan Pattimura yang berdomisili di Bandung “HUT KAPITAN PATTIMURA 208 VOL 2” pemandangan tampak memukau di mabes Komunitas Kapitan Pattimura Jalan Cilaki No 59 Kota Bandung, Kamis (15/5).
Siapa yang tak kenal dengan nama Pahlawan Pattimura yang mana sejak duduk sekolah di Bangku SD kita semua telah mengetahui lewat pelajaran sejarah Indonesia. Pattimura adalah Pahlawan Nasional yang di tetapkan pada jaman Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto No. 087/TK/1973.
Karakter warga Bandung dikenal Someah sebagai salah satu daya tarik orang se-Nusantara betah tinggal menetap ditanah Pajajaran. Tentunya mereka berdatangan dengan berbagai alasan sejarah dan ikatan bathin yang menguat serta kepentingan mengenyam pendidikan, kuliah, berbisnis dan lain – lain.
Ketua Komunitas JoZo Pattimura juga sebagai Ketua Panitia HUT Kapitan Pattimura menerangkan, tujuan dari kegiatan tersebut selain untuk memperingati HUT Kapitan Pattimura, acara tersebut sebagai ajang pemersatu warga Maluku Ambon yang berada di Bandung. Karena Ada dahulu dan kini ada sekarang, jangan pernah melupakan tanah kelahiran dan pahlawan kebanggan simbol Maluku yakni Kapitan Pattimura.
“Pattimura adalah pahlawan masyarakat Maluku, kita orang harus terus mengobarkan semangat juang kepahlawanannya dalam kehidupan selamanya. Kalau tidak ada jaman dahulu maka tidak ada jaman sekarang, kita tidak boleh melupakan tanah kelahiran meskipun kita berada di Bandung dan dimanapun,” kata Zo dalam sambutannya.
Dalam sejarah tertulis bahwa Pattimura adalah nama julukan yang disematkan kepada Pahlawan Nasional yang bernama asli Thomas Matulessy. Sang Pahlawan Pattimura lahir pada 8 Juni 1783 dan wafat 16 Desember 1817 takan pernah terpisahkan dari masyarakat Maluku yang menjadi simbol perjuangan masyarakat Maluku pada era sebelum Indonesia merdeka.
Pahlawan Nasional Pattimura berpangkat Sersan Mayor yang Dinas di Angkatan Darat Britania Raya berjuang dalam perang pertempuran di tahun 1817. Pattimura wafat diusia tergolong muda yakni saat berumur 34 Tahun.
Zoiyz tak henti mengingatkan kepada Komunitas paguyuban Kapitan Pattimura untuk tidak mengkonsumsi miras. Citra buruk yang tertuju kepada warga Maluku doyan minuman keras adalah hal masa lalu. Sebagai generasi penerus yang baik tentunya haruslah memperbaiki dan menorehkan nilai – nilai perjuangan Pahlawan Nasional Pattimura.
“Mari saling menjaga keamanan dan kenyamanan selama kegiatan berlangsung, terima kasih kepada pihak Polrestabes Kota Bandung, Brotherhood dan semua pihak yang telah mendukung, salam persaudaraan,” kata Joiyz.
Acara HUT Kapitan Pattimura diisi dengan berbagai menu yakni; Adat, Tarian Adat, Puisi, Cakalele, Rap dan Music DJ khas Maluku serta kuliner khas Maluku Ambon disekelilingnya.
Semakin malam semakin asik nampak sangat bersahaja penuh persaudaraan dengan berbagai pentas yang disuguhkan, diantaranya Ijal Pace Sunda, Tradastudio, ST3 Bandung, IMAKA, Maskot, DJ Mollucas, Ari, Inke, Puisi Maluku, Bakugandong, Bfranksje, Sunset city dan Sonia A Film.
Event HUT KAPITAN PATTIMURA 2025 terselenggara atas kerjasama kuat yang terjalin dari Panggung 59, Kedai Rasta, G Coffee, AT Store, Bikers Brotherhood, MC Indonesia, Sulawesi Selatan Lontara, IMMM, Ikmafak, Imaskei, Art Distro Arapilotem, serta Sonia A Film.
Kemudian Muhammad Gibran Sangadji menambahkan, dirinya selaku Humas Paguyuban Pattimura dan bidang perijinan sekaligus komandan lapangan HUT Kapitan Pattimura.
“Saya terlibat baru berjalan dua tahun, Komunitas Kapitan Pattimura Bandung adalah gabungan Maluku dan Maluku Utara. Ini adalah perayaan sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang Maluku. Terima kasih saudara-saudari dari Papua yang telah meramaikan acara karena kita ini sama – sama dari Indonesia Timur yang bermukim di Bandung,” tutur Gibran.
Gibran lalu mengungkapkan, solidaritas sangat tinggi terus dipupuk antara Maluku, Maluku Utara dan Papua. Gibran menegaskan paguyuban Kapitan Pattimura intens melakukan “duduk nongkrong ngopi ngobrol perihal inspirasi” di Jalan Cilaki 59 Bandung yang menjadi sentral Paguyuban Maluku dan Maluku Utara.
Diakui Gibran bahwa asal muasal Cilaki menjadi sentral Komunitas Kapitan Pattimura adalah atas peran serta Asrama Papua yang mewadahinya. “Alhamdulillah-nya, Asrama Papua punya UMKM disini yang jadi tempat perkumpulannya,” ujar Gibran.
Kegiatan HUT KAPITAN PATTIMURA dimaksudkan agar tidak pernah lupa akan budaya – budaya Maluku. Putra Maluku harus menjunjung tinggi nilai budaya Maluku yang secara otomatis tidak melupakan perjuangan Pahlawan Kapitan Pattimura sebagai simbol perjuangan masyarakat Maluku.
Acara makin heboh ketika Gibran bersama rekan -rekan menampilkan tari soya soya khas tanah Maluku penuh semangat. Acara digelar hingga pukul 23.00 WIB nampak suasana semakin seru bersahaja penuh sukacita dalam persaudaraan sambil berdendang bersama – sama dalam irama hentakan DJ yang khas dengan aransemen Maluku.
Ia berharap agar acara dapat terlaksana rutin setiap tahun jangan sampai terputus. Silaturahmi baik sesama paguyuban Maluku dan Papua semakin terjalin lebih kuat lagi ke depannya. Begitu pula kegiatan – kegiatan lainnya dapat terus semakin banyak dilaksanakan yang tiada lain sebagai ajang silaturahmi tanpa membeda bedakan hal apapun guna menjunjung tinggi persaudaraan dan nasionalisme. (MUHAMMAD RIEZCKY)