Uncategorized

Aku Mencintai Orang-Orang Sholeh Meskipun Aku Bukan Termasuk di Antara Mereka

7
Aku Mencintai Orang-Orang Sholeh Meskipun Aku Bukan Termasuk di Antara Mereka

CINTA punya posisi penting dalam agama Islam. Para sahabat dan para ulama mengandalkan cinta kepada orang-orang shaleh sebagai syafaat bagi mereka menghadapi akhirat.

Itulah rahasianya kenapa kiai-kiai kita kenapa ulama-ulama kita mengajak agar kita mencintai as-shalihin, orang-orang yang shaleh.

Sebagian orang selalu melihat aspek zahir. Sebagian lainnya lebih memperhatikan aspek batin. Padahal keduanya tidak dapat dipisahkan. Karena baiknya zahir dan batin menjadi syarat utama seorang shalihin.

Kaum shalihin senantiasa selaras antara hati, ucapan dan perbuatannya. Semua aspek kehidupannya tidak ada yang melenceng dari petunjuk Allah Swt dan Rasul-Nya.

Sebagai mana Al-Qur’an pada Surat As-Shaf ayat 3 dan 4 menyatakan

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَ تَقُوْلُوْنَ مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Nabi Muhammad Saw adalah pemimpin (sayyid) dari hamba-hamba Allah Swt yang shalihin, mereka berusaha untuk mengamalkan segala ajaran dari Al-Qur’an dan Hadits, dengan harapan meraih keselamatan di dunia dan akhirat yang menjadi dambaan setiap orang Shalih.

Ayah Imam al-Ghazali bukanlah seorang Ulama. Namun, beliau hormat, mencintai dan mau mendengarkan nasihat Ulama. Meskipun penghasilannya tidak seberapa beliau menyisihkan untuk membeli manisan yang dihadiahkan kepada Ulama, seraya memohon kepada Allah agar dianugerahi anak shalih seperti Ulama yang dia kagumi.

Dari semua usaha yang dilakukan ayah Imam Ghazali maka lahirlah sosok ‘Alim Zahid, Wira’i yang terkenal di dunia Islam, yaitu Al-Imam Al ‘Allamah Hujjatul Islam Abi Hamid Muhammad ibn Muhammad Al- Ghazali Shahibul Kitab Ihya’ Ulumiddin.

Nabi Muhammad Saw bersabda diriwayatkan oleh Imam Ad Dailami dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah :

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ

Dari Ali Ra ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, di waktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya.” (H.R Ad-Dailami)

Meskipun berat menjadi orang yang shalih, namun dengan mencintai Nabi Muhammad Saw, Mencintai mereka Ahlul Bait (keluarga Nabi), Para sahabat Nabi dan dengan Al-Qur’an yang para orang Shalih menjadikan pedoman hidup dan kerinduan akan surga. Insya Allah kita diberi syafaat untuk digolongkan bersama mereka.

Imam Syafii berkata :

قال الإمام الشافعي:

أُحِبُّ الصَّـالِحِينَ وَلَسْتُ مِنْـهُمْ

لَعَلِّي أَنْ أَنَـالَ بِـهِـمْ شَـفَاعَــــهْ

وَأَكْرَهُ مَنْ بِضَـاعَتُـهُ الْمَعَـاصِي

وَإِنْ كُـنَّـا سَـوَاءً فِي الْبِـضَـاعَـــهْ

وَأَكْرَهُ مَنْ يُضِـيعُ الْعُمْرَ لَـهْـواً

وَلَوْ كُـنْـتُ امْرَءاً جَـمَّ الإِضَـاعَـــهْ

Imam Syafi’I rohimahulloh wa ardhoh berkata:

Aku mencintai orang-orang sholeh meskipun aku bukan termasuk di antara mereka.

Semoga bersama mereka aku bisa mendapatkan syafa’at kelak.

Aku membenci para pelaku maksiat, meskipun aku tak berbeda dengan mereka.

Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia.

Kita sangat yakin bahwa pernyataan yang diabadikan di dinding maqbarah beliau di Mesir ini sebagai bentuk ketawaduannya. Tidak ada satupun yang menampik bahwa beliau adalah ulama yang shalih. Namun hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita. Keshalihan bukan untuk disombongkan melainkan untuk diperjuangkan.

Betapa agungnya mencintai orang-orang yang shalih. Meskipun kita tidak termasuk kelompok mereka. Dengan mencintainya kita berharap agar mendapat pertolongan Allah.

Sama halnya ketika kita tidak menyukai perilaku orang yang maksiat. Padahal kita sadar betul masih termasuk kalangan orang yang bermaksiat. Dengannya, semoga Allah SWT menghindarkan kita dari jeratan mereka. Di akherat nanti tidak dikelompokkan bersama mereka. Melainkan bersama orang-orang yang Sholeh,,, Aamiin YRA (****

Exit mobile version