Uncategorized

Kirab Budaya “Lestari Sunda dan Budaya” di Kuningan: Ajang Pelestarian Warisan Leluhur

16

Kuningan,NUANSA POST—Desa Jalaksana di Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, baru-baru ini menjadi tuan rumah kirab budaya bertema “Lestari Sunda dan Budaya”. Acara ini diselenggarakan di lapangan bola desa tersebut dan dihadiri oleh berbagai pejabat lokal, termasuk Kepala Desa Nana Juhana, Camat, perwakilan Kapolsek, Danramil, serta sejumlah undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Nana Juhana menyatakan kebanggaannya terhadap keberlangsungan seni budaya warisan leluhur, terutama di Jawa Barat. “Ciri bangsa diawali dengan banyaknya budaya dan seni yang ada di daerahnya. Edukasi dan pembelajaran melalui penampilan seni adalah cara untuk menggali potensi yang terlupakan, terkubur, atau tidak tercatat, sehingga seni kita tidak mudah diklaim oleh negara tetangga,” ujar Nana.

Ketua Panitia, Abah Rosyid, juga menekankan pentingnya budaya untuk tetap berdiri kokoh di Nusantara. “Budaya jangan sirna dan jangan sampai diambil alih oleh budaya lain yang sudah merajalela. Dengan slogan ‘runtut raut sauyunan’, kami berharap budaya dari berbagai daerah dapat bersatu tanpa perselisihan dan persaingan,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa acara ini murni hasil dari inisiatif muda-mudi masyarakat tanpa unsur politik.

Yusuf, salah satu peserta dari Tasikmalaya, menyatakan antusiasmenya terhadap acara ini. “Semua padepokan dari berbagai daerah seperti Cirebon, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran berkumpul di sini untuk merayakan budaya Sunda,” katanya.

Di tempat yang sama, Abah Isa Sunarya dari padepokan seni dan budaya Waruga Kawasen di Kecamatan Banjarsari, Desa Purwasari, menyatakan bahwa acara ini membuktikan bahwa seni budaya di Nusantara masih terjaga dengan baik oleh generasi penerus. “Acara seperti ini sangat penting untuk menjaga serta melestarikan budaya dan seni leluhur,” pungkasnya.

Dengan adanya kirab budaya ini, diharapkan semangat pelestarian budaya Sunda dapat terus tumbuh dan mengakar di masyarakat, sehingga warisan leluhur dapat tetap hidup dan tidak terlupakan. (SITI AMINAH)

Exit mobile version